MASALAH KESULITAN DALAM
BELAJAR
Oleh
:
KELOMPOK 3
KHAIRIAH
(1606103030029)
NAZIRAH
(1606103030056)
HASBI
(1606103030017)
SRI
AGUSTINA (1606103030023)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2018
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2018
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “MASALAH KESULITAN BELAJAR”.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh
dari kata kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah
hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna
penyempurnaan makalah ini. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat
bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Besar harapan penulis dengan terselesaikannya makalah
ini dapat menjadi bahan tambahan bagi penilaian dosen bidang studi Pengetahuan
Kebencanaan Dan Lingkungan, dan mudah-mudahan isi dari makalah penulis ini dapat
di ambil manfaatnya oleh semua pihak yang membaca makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR
ISI................................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
1.1
Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2
Tujuan.................................................................................................................. 1
1.3
Permasalahan....................................................................................................... 2
1.4
Metode................................................................................................................. 2
BAB
II PEMBAHASAN................................................................................................. 3
2.1
Pengertian Kesulitan
Belajar................................................................................ 3
2.2
Faktor-Faktor Penyebab
Keesulitan Belajar........................................................ 4
2.3
Usaha Mengatasi
Kesulitan Belajar..................................................................... 5
2.4
Pendekatan dan Metode
dalam Pengajaran Remedial ....................................... 7
BAB
III SIMPULAN dan REKOMENDASI............................................................... 14
3.1
Simpulan............................................................................................................ 14
3.2
Rekomendasi..................................................................................................... 14
DAFTARPUSTAKA...................................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. ini
berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat
bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada dalam
sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga sendiri.
Pada masa sekarang ini banyak sekali anak-anak mengalami kesulitan dalam
belajar. Hal tersebut tidak hanya dialami oleh siswa-siswa yang berkemampuan
kurang saja. Hal tersebut juga dialami oleh siswa-siswa yang berkemampuan
tinggi. Selain itu, siswa yang berkemampuan rata-rata juga mengalami kesulitan
dalam belajar.
Kesulitan
belajar kepada siswa dengan tidak memandang kemampuan intelegensi yang dimiliki
peserta didik. Banyak peserta didik dengan intelegensi rendah dapat meraih
prestasi belajar yang tinggi, melebihi kepandaian peserta didik dengan
intelegensi yang tinggi, tetapi juga tidak dapat disangkal bahwa intelegensi
yang tinggi memberi peluang yang besar bagi peserta didik untuk meraih prestasi
belajar yang tinggi. Oleh karena itu, selain faktor , rutinitas belajar juga
diakui dapat
mempengaruhi
penyebab kesulitan belajar. Tingkat pengetahuan yang rendah, gangguan neurologist,
sulitnya untuk memahami materi yang sudah diajarkan,kurangnya latihan soal dan
kurangnya persiapan menjelang ujian tengan semester maupun ujian semester
merupakan beberapa faktor penyebab kesulitan mahasiswa dalam mengerjakan soal
ujian sehingga nilai rata-rata yang diperoleh mahasiswa rendah.
1.2 Tujuan
Adapu makalah ini dibuat bertujuan untuk mengetahui:
a.
pengertian
kesulitan belajar,
b.
faktor-faktor penyebab kesulitan
belajar,
c.
usaha untuk
mengatasi kesulitan belajar,
d.
pengertian
remedial pengajaran,
e.
pendekatan-pendekatan
pengajaran remedial, dan
f.
prosedur pelaksanaan remedial
teaching.
1.3 Permasalahan
Dari latar belakang yang ada, dapat diperoleh rumusan masalah sebagai
berikut:
a.
Apa pengertian kesulitan belajar?
b.
Apa sajakah faktor-faktor
kesulitan belajar?
c.
Bagaimana
pengajaran remedial?
d.
Mengapa
pengajaran remedial diperlukan?
e.
Bagaimana pendekatan dan metode pengajaran remedial?
f.
Bagaimana
prosedur pengajaran remedial?
1.4 Metode
Pada penyusunan makalah ini, penulis menggunakan
metode penelitian deskriptif. Sehingga diperoleh data yang aktual dan
terpecaya, karena semua data yang di peroleh merupakan hasil dari buku-buku
yang berada di perpustakaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Kesulitan Belajar
Kesulitan
belajar merupakan terjemahan dari istilah bahasa inggris learning disability. Terjemahan
tersebut sesungguhnya kurang tepat karena learning artinya dan disability
artinya ketidakmampuan, sehingga terjemahan yang benar seharusnya adalah
ketidakmampuan belajar. Istilah kesulitan belajar digunakan dalam buku ini karena
di rasakan lebih optimistic.
Burton (1952:622-624) mengidentifikasi seorang
siswa kasus dapat di pandang atau dapat diduga mengalami kesulitan belajar
kalau yang bersangkutan menunjukkan kegagalan (failure) tertentu dalam mencapai
tujuan-tujuan belajarnya. Kegagalan belajar didefinisikan oleh Burton sebagai
berikut:
1. Siswa
dikatakan gagal apabila dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak
mencapai ukuran tingkat penguasaan (level of mastery) minimal dalam pelajaran
tertentu,seperti yang telah ditetapkan oleh orang dewasa atau guru (criterion
referenced).
2. Siswa dikatakan gagal apabila yang
bersangkuatan tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya
(berdasarkan ukuran tingkat kemampuannya: intelegensi, bakat).
3. Siswa
dikataakan gagl kalau yang bersangkutan tidak dapat mewujudkan tugas-tugas
perkembangannya, termasuk penyesuian social sesuai dengan pola organismiknya (
his organismic pattern ) pada fase perkembangan tertentu, seperti yang berlaku
bagi kelompok sosial dan usia yang bersangkutan (norm-referenced).
4. Siswa dikatakan gagal kalau yang
bersangkutan tidak berhasil mencapai tingkat penguasaan (level of mastery) yang
di perlukan sebagai prasyarat (perequisite) bagi kelanjutan (continuity) pada
tingkat pelajaran berikutnya.
Dari keempat
definisi di atas,dapat disimpulkan bahwa seorang siswa diduga mengalami
kesulitan belajar kalau yang bersangkutan tidak berhasil mencapai taraf
kualifikasi hasil belajar tertentu (berdasrkan ukuran kriteria keberhasilan
seperti yang dinyatakan dalam TIK atau ukuran tingkat kapasitas atau kemampuan
dalam program pelajaran time allowed dan tingkat perkembangannya).
2.2
Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar dapat di sebabakan
oleh berbagai faktor. Kiranya hal ini mudah dipahami karena dari pengalaman
kita sehari-hari, kita juga melihat bahwa banyak hal seperti lingkungan
keluarga, gangguan penyakit, atau lemah mental menimbulkan kesulitan belajar. Gejala
kesulitan belajar pun dapat kita amati berbagai bentuk antara lain yang
terjelas adalah turunnya atau merosotnya hasil belajar.
Penyebab timbulnya ketidak beresan
dalam belajar memang banyak dan beragam. Kalau kita kaitkan dengan
faktor-faktor yang berperan dalam belajar, kiranya penyebab itu dengan faktor
yang berperan dalam kita kelompokkan menjadi 2 bagian besar yaitu yang ada
dalam diri anak yang belajar dan yang ada di luar anak yang belajar. Faktor-faktor
yang ada dalam diri anak yang belajar (faktor internal) adalah faktor kemampuan
intelektual, faktor afektif seperti perasaan dan percaya diri, motivasi, kematangan
untuk belajar, usia, jenis kelaminan, latar belakang sosial, kebiasaan belajar,
kemampuan mengingat, dan kemampuan penginderaan seperti melihat, mendengar, atau
merasakan (fatona,986). Sedangkan faktor yang ada diluar anak (eksternal)
mencakup faktor-faktor yang berkaitan dengan kondisi belajar mengajar yaitu
guru, kualitas proses belajar mengajar, serta lingkungan (teman sekelas, keluarga).
Sesuai dengan faktor-faktor diatas, maka
kekurangan beresan dalam belajar yang ditunjukkan oleh hasil belajar yang
rendah, dapat di sebabkan oleh berbagai hal seperti :
1.
Rendahnya kemampuan intelektual anak
2.
Gangguan
perasaan/emosi
3.
Kurangnya motivasi anak untuk
belajar
4.
Kurang matangnya anak untuk belajar
5.
Latar belakang sosial yang tidak
menunjang
6.
Kebiasaan belajar yang kurang baik
7.
Tidak adanya dukungan dari
lingkungan belajar.
Prestasi
belajar dipengaruhi oleh dua faktor, internal dan eksternal. Penyebab utama kesulitan
belajar (learning disabilities) adalah faktor internal, yaitu kemungkinan
adanya disfungsi neurologis, sedangkan faktor eksternal, yaitu antara lain
berupa strategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang
tidak membangkitkan motivasi belajar anak dan pemberian ulangan penguatan (reinforcement)
yang tidak tepat.
Secara umum
Kesulitan belajar dapat dikemukakan empat kriteria yaitu: kemungkinan adanya
disfungsi otak, kesulitan dalam tugas-tugas akademik, prestasi belajar yang rendah
jauh dibawah kapasitas inteligensi yang dimiliki, dan tidak memasukkan
sebab-sebab lain seperti gangguan emosional, hambatan sensoris, ketidaktepatan
pembelajaran atau karena kemiskinan budaya.
Kesulitan belajar juga dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu
faktor keturunan, kerusakan pada fungsi otak, biokimia, deprivasi lingkungan
atau kesalahan nutrisi.
2.3 Usaha
Mengatasi Kesulitan Belajar
Sebagaimana
sudah dijelaskan bahwa,diagnosis berarti proses pemeriksaan terhadap suatu
gejala yang tidak beres. Dengan demikian, diagnosis kesulitan belajar pada
siswanya. Agar diagnosis kesulitan belajar berlangsung secara sistematis dan
terarah, langkah-langkah dalam melaksanakan diagnosis harus dipahami
langkah-langkah berikut:
1.
Mengidentifikasikan adanya kesulitan
belajar.
2.
Menelaah/menetapkan status siswa.
3.
Memperkirakan sebab terjadinya
kesulitan belajar
Dari ketiga
langkah itu dapat dilihat bahwa hasil dari diagnosis adalah terungkapnya
penyebab munculnya kesulitan belajar tersebut. Berdasarkan penyebab
itu,seperangkat usaha penyembuhan berupa perbaikan belajar mengajar
direncanakan dan dilaksanakan .
1.
Mengidentifikasi Adanya Kesulitan Belajar
Mengidentifikasi
atau menandai munculnya kesulitan belajar, memerlukan seperangkat keterampilan
khusus, meskipun secara naluriah seorang guru biasanya menyadari munculnya
kesulitan belajar pada diri siswa-siswanya. Kemampuan mengidentifikasi yang
berdasarkan naluri belaka, tentu kurang efektif jika dibandingkan dengan
pengetahuan yang didasarkan pada pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu, makin
luas pengetahuan guru tentang gejala-gejala kesulitan belajar dan makin banyak
pengalaman dalam mengidentifikasi kesulitan belajar akan makin terampil dalam
melakukan langkah pertama dari diagnosis kesulitan belajar. Gejala-gejala
munculnya kesulitan belajar dapat diamati dalam berbagai bentuk. Ia dapat
muncul dalam bentuk perubahan perilaku yang menyimpang atau dalam menurunnya
hasil belajar. Menurunnya hasil belajar dapat dilihat dari hasil latihan atau
penyelesaian tugas-tugas sekolah yang lain. Memang menurunnya hasil belajar
merupakan indikator yang kuat tentang adanya kesulitan belajar,tetapi seorang
guru sebenarnya dapat berbuat jauh lebih banyak untuk menolong siswa-siswanya, dalam
hal ini menandai adanya kesulitan belajar pada mereka.
Agar guru
lebih terdorong untuk melaksanakan tugasnya, guru juga perlu memiliki
pengetahuan yang memadai tentang tahap-tahap perkembangan anak, yang mencakup
perkembangan kognitif, perkembanagan bahasa dan intelektual yang lain, perkembangan
emosional dan sosial, serta perkembangan motorik.
2.
Menelaah/Menetapkan Status Siswa
Setelah guru
mengidentifikasi munculnya kesulitan belajar pada siswanya, guru pada harus
Mulai bergerak dalam proses menolong agar dapat berkembang sesuai dengan
kemampuannya. Penelaah dan penetapan status yang dilakukan dengan menempuh
cara-cara berikut :
·
Menetapakan tujuan yang diharapakan
dicapai oleh siswa.
·
Menetapkan tingkat ketercapaian
tujuan khusus tersebut oleh siswa yang bersangkutan dengan menggunakan teknik
dan alat penilaian yang tepat.
·
Menetapkan pola pencapain siswa, yaitu
seberapa jauh ia berbeda dari tujuan yang di tetapkan itu.
Langkah-langkah
yang harus ditempuh dalam menelaah/menetapkan status yang ditandai mengalami
kesulitan belajar dapat dipahami.agar penelaah menjadi lebih lengkap, disamping
menelaah status dalam bidang–bidang yang dianggap sebagai kelemahannya, perlu
juga menelaah keterampilan/kemampuan siswa dalam bidang-bidang lain. Misalnya, pencapian
dalam membaca, IPA, IPS, matematika, sopan santun dan sosialisasi.
3.
Memperkirakan Sebab Kesulitan Belajar
Berdasarkan
status siswa yang telah dijelaskan pada tahap 2, sekarang kita
memperkirakan sebab munculnya kesulitan belajar. Agar dapat membuat perkiraan
yang agak tepa seorang guru hendaknya menyadari bahwa belajar itu adalah suatu
perbuatan yang sangat kompleks, yang keberhasialnnya sangat dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Guru hendaknya menguasai faktor-faktor yang memungkinkan
timbulnya kesulitan belajar.
Agar
perkiraan ini menjadi lebih terarah dan sistematis, berikut
langkah-langkah yang dapat diikuti:
·
Berdasrkan informasi yang tersedia
yang dikumpulkan dalam tahap penelaah dan penetapan status,guru menyusun
berbagai sebab yang mungkin dari kesulitan belajar anak.
·
Setelah sejumlah sebab di
identifikasi oleh guru,guru menelaah setiap sebab dan memilih sebab-sebab yang
paling mendekati kenyataan.
·
Setelah menelaah dan memilih
seba-sebab tersebut,maka guru menarik kesimpulan dari hasil penelaah tersebut.
Dengan
langkah-langkah tersebut diatas,perkiraan penyebab munculnya kesulitan belajar
akan menjadi terarah dan menjadi kenyataan. Keuntungan yang dapat dipetik dari
cara ini adalah guru terhindar dari pengabaian atau ketidakpedulian terhadap
penyebab yang dianggap sepele atau tidak berarti, padahal mungkin penyebab itu
merupakan penyebab utama. Dengan mendaftarkan semua penyebab mungkin yang
didasarkan informasi yang terkumpul, penyebab yang keliatannya tidak berarti
akan terjaring pula.
2.4
Pendekatan dan Metode dalam Pengajaran Remedial
Pengajaran
remedial dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk
memperbaiki kegiatan pembelajaran yang kurang berhasil. Kurang berhasil
pembelajaran ini biasanya ditunjukkan oleh ketidakberhasilan siswa dalam
menguasai materi yang dibahas dalam kegiatan pembelajaran.dari pengertian di
atas diketahui bahwa suatu kegiatan pembelajaran dianggap sebagai pengajaran
remedial apabila kegiatan pembelajaran tersebut ditunjukkan untuk membantu
siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Guru
melakasanakan perubahan dalam kegiatan pembelajarannya sesuai dengan kesulitan
yang di hadapi para siswa. Apabila guru langsung memberikan ijian ulang tanpa
melakukan pembelajaran tambahan yang membantu siswa mengatasi kesulitan yang
dihadapinya,maka pelaksanaan tersebut tidaklah termasuk pengajaran remedial.
Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa pengajaran remedial adalah kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam
menguasai materi pelajaran.
Warkitri
dkk.(1991) mengemukakan tiga pendekatan dalam pengajaran remedial. Ketiga
pendekatan tersebut adalah pendekatan yang bersifat kuratif,preventif dan
pengembangan. Berikut akan dibahas ketiga pendekatan tersebut.
a.
Pendekatan yang Bersifat Kuratif
Pengajaran remedial dipandang bersifat kuratif apabila
pengajaran remedial ditujukan untuk membantu mengatasi kesulitan siswa setelah
siswa mengikuti pembelajaran biasa. Pengajaran remedial yang bersifat kuratif
dilaksanakan karena berdasarkan hasil evaluasi pada kegiatan pembelajaran biasa
diketahui bahwa siswa belum mencapai kriteria keberhasilan minimal yang telah
ditetapkan.
Pendekatan ini dilakukan setelah program pembelajaran
yang pokok selesai dilaksanakan dan di evaluasi. Pelaksanaan pendekatan kuratif
dapat dilakukan dengan cara:
·
Pengulangan (repetation)
Pengulangan ini dapat dilakukan pada setiap
akhir jam pertemuan,setiap akhir unit pelajaran tertentu atau pun pada akhir
setiap satuan program studi. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara individual
jika yang siswa mengalami kesulitan jumlahnya terbatas atau secara kelompok
jika yang siswa yag mempunyai jenis/sifat kesalahan atau kesulitan bersama .
·
Pengayaan dan pengukuhan (enrichment
and reinforcement)
Layanan pengayaan dapat ditujukan kepada peserta didik
yang mempunyai kelemahan ringan dan secara akademik mungkin peserta didik
tersebut cerdas.dapat dilakukan dengan memberikan pekerjaan rumah atau
pekerjaan dikelas pada saat pelajaran berlangsung.
·
Percepatan (acceleration,akselerasi)
Layanan perceparatan ini diberikan kepada peserta yang
berbakat namun menunjukkan kesulitan psikososial atau egoemosional,dengan cara
yaitu jika siswa tersebut berbakat dalam keseluruhan bidang studi unggul
dibandingkan kelompoknya dapat dinaikkan ketingkat yang lebih tinggi,dan jika
siswa tersebut berbakat dalam bidang studi tersebut dapat diteruskan.
b.
Pendekatan yang Bersifat Preventif
Pengajaran remedial dipandang bersifat preventif
apabila pengajaran remedial dilaksanakan untuk membantu siswa yang diduga
mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran. Pengajaran remedial yang bersifat
preventif dilaksanakan sebelum kegiatan pembelajaran biasa dilaksanakan.
Sararan pokok dari pendekatan preventif ini berusaha sedapat mungkin agar
hambatan-hambatan yang di antisipasikan itu dapat direduksi seminimal sehingga
sisa yang bersangkutan diharapkan dapat mencapai prestasi dan kemampuan
penyesuain sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan.
Guru yang sudah berpengalaman dari keakrabannya dengan
siswa dapat mengklasifikasi kemampuan siswa didik menjadi tiga golongan,yaitu
peserta didik yang mampu menyelesaikan program sesuai waktu yang
ditentukan,peserta didik yang diperkirakan akan mampu menyelesaikan program
lebih cepat dari waktu yang ditentukan,dan peserta didik yang tidak dapat
menyelesaikan program ssuai waktu yang ditentukan.
c.
Pendekatan
yang Bersifat Pengembangan
Pengajaran remedial dipandang bersifat pengembangan
apabila pengajaran medial dilaksanakan selama berlangsungnya kegiatan
pembelajaran biasa. Melalui pengajaran remedial yang bersifat pengembangan,guru
mengharapkan agar siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi
pelajaran secara bertahap dan segera dapat mengatasi kesulitan yang
dihadapinya.
d.
Metode dalam Pengajaran Remedial
Pengajaran remedial dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang kurang
berhasil. Kurang berhasil pembelajaran ini biasanya ditunjukkan oleh
ketidakberhasilan siswa dalam menguasai materi yang dibahas dalam kegiatan
pembelajaran.dari pengertian di atas diketahui bahwa suatu kegiatan
pembelajaran dianggap sebagai pengajaran remedial apabila kegiatan pembelajaran
tersebut ditunjukkan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam
memahami materi pelajaran.Guru melakasanakan perubahan dalam kegiatan
pembelajarannya sesuai dengan kesulitan yang di hadapi para siswa.Apabila guru
langsung memberikan ijian ulang tanpa melakukan pembelajaran tambahan yang
membantu siswa mengatasi kesulitan yang dihadapinya,maka pelaksanaan tersebut
tidaklah termasuk pengajaran remedial.Dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa pengajaran remedial adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan untuk
membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran.
metode pengajaran remedial merupakan metode yang
dilaksanakan dalam kesuluruhan kegiaatn bimbingan kesulitan belajar mulai
dari langkah identifikasi kasus sampai dengan langkah tindak lanjut.
Metode yang digunakan dalam
pengajaran remedial :
1.
Metode
pemberian tugas
Metode ini
dilaksanakan dengan cara memberi tugas atau kegiatan yang harus dilakukan oleh
peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Jenis dan sifat tugas harus
sesuai dengan jenis, sifat, dan latar belakang kesulitan belajar yang yang
dihadapi peserta didik.
2.
Metode
diskusi
Diskusi
adalah suatu bentuk interaksi antarindividu dalam kelompok untuk membahas suatu
masalah. Diskusi digunakan dalam pengajaran remedial untuk memperbaiki
kesulitan belajar dengan memanfaatkan interaksi individu dalam kelompok.
3.
Metode
tanya-jawab
Tanya jawab dalam pengajaran remedial dilakukan dalam bentuk dialog
antara guru dengan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Tanya jawab
dilakukan secara individu maupun secara kelompok dengan peserta didik.
4.
Metode
kerja kelompok
Kerja kelompok dalam pengajaran remedial diusahakan agar terjadi
interaksi diantara anggota dalam kelompok. Kelompok sebaiknya heterogen artinya
dalam satu kelompok terdiri dari pria dan wanita, peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar dan peserta didik yang tidak mengalami kesulitan belajar.
Metode ini dapat meningkatkan pemahaman diri masing-masing anggota, minat
belajar dan rasa tanggung jawab peserta didik.
5.
Metode
tutor sebaya
Tutor sebaya
ialah peserta didik yang ditunjuk untuk membantu teman-temannya atau peserta
didik lainnya yang mengalami kesulitan belajar. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan dalam menentukan tutor sebaya adalah :
·
Mendapat persetujuan dari peserta
didik yang mengikuti program perbaikan
·
Mempunyai prestasi akademik yang
baik, kreatif, dan dapat menerangkan bahan yang dibutuhkan oleh peserta didik
yang mengikuti program perbaikan
·
Tidak sombong, sabar, telaten,
hubungan sosialnya bagus, tidak pelit, dan suka menolong sesama teman
6.
Metode
pengajaran individual
Pengajaran
individual dalam pengajaran remedial yaitu proses pembelajaran yang hanya
melibatkan seorang guru dan seorang peserta didik yang mengalami kesulitan
belajar. Metode ini sangat intensif karena pelayanan yang diberikan disesuaikan
dengan kesulitan dan kemampuan peserta didik. Pengajaran individual bersifat
penyembuhan artinya memperbaiki cara belajar, dengan mengulang bahan pelajaran
yang telah diberikan atau latihan mengerjakan soal atau mungkin memberikan
materi baru. Dengan metode ini langsung atau tidak langsung berusaha
menyembuhkan beberapa gangguan atau hambatan peserta didik.
e.
Prosedur Pelaksanaan Remedial Teaching
Pelaksaan salah satu bentuk bimbingan yang dapat
dilaksanakan melalui prosedur sebagai berikut:
1.
Penelaah
kasus kembali dan permasalahannya.
Meneliti kasus dengan permasalahannya sebagai tiitik
tolak kegiatan-kegiatan berikutnya. Tujuan penelitian kembali kasus adalah agar
memperoleh gambaran yang jelas mengenai permasalahan tersebut,serta cara dan
kemungkinan pemecahannya.berdasarkan kasus akan dapat di tentukan siswa-siswa
yang perlu mendapatkan remedial teaching.Dengan adanya remedial
teaching,pendidik dapat mengetahui:
·
Kekurangan serta kelemahan yang
dialami siswa pada masing-masing bidang studi.
·
Gambaran yang lebih spesifik
mengenai karakteristik dan permasalahan kasus.
·
Gambaran yang lebih spesifik
mengenai fasibilitas alternative tindakan remedial yang akan direkomendasikan
2.
Menetukan alternative tindakan
Hal pertama yang harus dilakukan untuk mengetahui
alternative tindakan yang akan dilakaukan adalah menentukan karakteristik kasus
yang akan ditangani tersebut. Karakteristik dapat dibagi menjadi:
·
Kasus ringan yaitu kasus yang
terjadi jika siswa belum menenmukan cara belajar yang baik.
·
Kasus cukup yaitu kasus yang terjadi
jika siswa telah mampu menemukan pola belajar namun belum daapt berhasil karena
memiliki haambatan psikologis .
·
Kasus berat yaitu kasus yang terjadi
jika siwa belum memiliki cara yang baik,namun juga memiliki hambatan emosional.
Jika
karakteristik telah ditentukan,maka tindakan yang pemecahannya harus sesuai
dengan kebutuhan siswa. Dalam mengambil keputusan dan tindakan harus
memperhatikan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
·
Faktor efektivitas yaitu ketetapan
tercapainya tujuan remedial teaching.
·
Faktor efesiensi yaitu menimalisir
tenaga,biaya, dan waktu yang di gunakan dalam remedial reaching,namun dapat
mengoptimalkan hasil belajar.
·
Faktor kesusilaan dengan jenis
masalah,sifat individu,fasilitas,dan kesempatan yang tersedia.
3.
Layanan bimbingan dan
penyeluhan/psikoterapi
Pemberian layanan khusus yaitu bimbingan dan konseling
bertujuan agar siswa memilki hambatan psikologi dan emosional dapat
menghadapi kegiatan belajar secara wajar bimbingan ini dapat dilakukan oleh
guru BK,psikolog,atau psikiater.langkah ini mungkin dapat dilakukan oleh guru
jika kondisi kasus tersebut memungkinkan ,tetapi jika kondisinya diluar
kemampuan guru, maka dapt diserahkan kepada pihak yang lebih kompeten.kasus
yang mungkin dpat dilakuakn oleh guru tanpa melibatkan layanan
konseling,antara lain:
·
Kurang motivasi siswa dan minat
belajar
·
Sikap negative siswa terhadap guru
·
Kebiasaan belajar yang salah
·
Ketidak cocokan antara keadaan
pribadi dengan lingkungannya.
4.
Pelakasanaan remedial teaching
langkah ini merupakan kegiatan inti dari remedial
teaching setelah pra-kondisi diselesaiakan.seperti yang telah diuraikan bahwa
sasaran remedial teacing adalah tercapainya peningkatan prestasi atau kemampuan
penyesuain diri sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan.ada
beberapa bentuk yang dapat diberikan dalm remedial teaching adalah sebagai
berikut:
·
Memberikan tugas-tugas tambahan
dalam pelajaran tertentu.
·
Mengubah metode mengajar dengan
metode lain yang dipandang lebih sesuai dengan kemampuan siswa.
5.
Mengadakan pengukuran prestasi
belajar pada remedial teaching
Dengan selesaikannya pelaksanaan remedial
teaching,maka selanjutnya dilakukan pengukuran terhadap perubahan pada diri
siswa yang bersangkutan. Remedial teaching dikatakan berhasil jika siswa telah
mencapai apa yang telah direncanakan dalam kegiatan remedial teaching.untuk
mengetahui hal itu,dapat dilakukan dengan pengukuran terhadap prestasinya
kembali dengan tes seperti pada proses belajar mengajar biasanya.
BAB III
KESIMPULAN
dan REKOMENDASI
3.1
Kesimpulan
Kesulitan dalam pembelajaran proses belajar mengajar
merupakan suatu hal yang sering ditemui oleh para pendidik,terutama
guru.sebagai upaya untuk memberikan terapi terhadap permasalahan kesulitan
belajar maka dapat ditempuh melalui media klinik pembelajaran.
kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana anak
didik tidak dapayt belajarsecara wajar ,disebabkan adanya ancaman,hambatan
ataupun gangguan dalam belajar.Jadi penyebab kesulitan belajar pserta
didik dengan sudut pandang mereka masing-masing.ada yang meninjaunya dari sudut
intern anak dan eksren anak didik.
Dari semua gejala yang tampak itu guru bisa
menginter-pretasi atau memprediksi bahwa anak kemungkinan mengalami kesulitan
belajar.Dalam rangka usaha mengatasi kesulitan belajar tidak bisa diabaiakan
dengan kegiatan mencari faktor-faktor yang diduga sebagai penyebab.Karena
itu,mecari sumber-sumber penyebab utama dan sumber-sumber penyebab lainnnya
mutlak dilakukan secara akurat,afektif dan efesien.
3.2
Rekomendasi
Belajar ada sesuatu yang sangat pening bagi semua
orang. Karena dengan belajar kita dapat mengetahui segala sesuau yang belum
pernah kita ketahui sebelumnya. Oleh karena itu kita perlu banyak membca buku
karena buku adalah jendela dunia . Sama halnya dengan tujuan penulis membuat
makalah ini agar dapat membantu pembaca memahami permasalahan tentang kesulitan belajar,
tetapi penulis sadar bahwa masih banyak dan kekurangan dalam menyelesaikan
makalah ini, sehingga kami mengharapkan kepada pembaca agar nantinya dapat
membantu atau menambahkan wawasan bagi kita semua tentang Masalah kesulitan
dalam Belajar.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdurrahman,
Mulyono. 2009. PENDIDIKAN BAGI ANAK
KESULITAN BELAJAR. Jakarta:
Rineka Cipta.
Amin,
Safwan. 2005. Penghantar Psikologi
Pendidikan. Banda Aceh: Yayasan
PeNA,Divisi Penerbitan.
Burton, W.H.
1975. The Guidance Of Learning
Activities. N.Y Appleton Century
Croffts I.N.C.
Makmun, Abin
S. 2012. PSIKOLOGI PENDIDIKAN Perangkat
Sistem Pengajaran Modul.
Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Makmun, Abin
S. 1975. Prinip-Prinip Diagnostik
Kesulitan Belajar. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Partowisastro,
Koestoer. 1990. Diagnostik Kesulitan
Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Slameto.
2003. BELAJAR dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka
Cipta.