EVALUASI
KURIKULUM MANAJEMEM PENDIDIKAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
1.HASBI
(1606103030017)
2.TITIN
SUHARA (1606103030005)
3.DEWI
AGUSTIYANTI (16061030300020)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SYIAH KUALA
DARUSSALAM,BANDA
ACEH
2017
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kapada tuhan
yang maha esa karena dengan rahmat tuhan dan karunianya serta taufik dan
hidayah nya saya telah dapat menyelesaikan tugas sebuah makakah dengan judul
Evaluasi kurikulum manajemen pendidikan dengan baik dan tepat waktu meskipun
dalam makalah ini masih banyak kekurangan di dalam nya.Dan saya juga berterima
kasih kepada bapak Kairuddin S.pd M.pd.Selaku Dosen kurikulum pendidikan yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
Saya sangat berharap makalah ini dapat
bermanfaat untuk menambah wawasan serta ilmu pengetahuan saya juga menyadari
sepenuh nya bahwa di dalam makalah yang saya buat ini masih banyak kesalahan
dan kekurangan dan jauh daru kata sempurna.Oleh sebab itu saya berharap ada
sebuah kritikan atau saran untuk dapat menjadi lebih sempurna untuk saya buat
untuk masa yang akan datang.
Semoga makalah sederhana ini dapat
bermanfaat dan di pahami oleh setiap pembacanya.sebelum nya saya meminta maaf
apabila terdapat kesalahan yang tidak berkenan dan saya memohon sebuah kritikan
apabila terdapat salah tertulis title,nama,dll yang bersangkutan dengan makalah
ini.
BANDA ACEH,2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Metode Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Evaluasi kurikulum
manajemen pendidikan
2.2 Aspek kurikulum
yang dinilai
2.3 Model evaluasi
kurikulum
2.4 Prinsip-prinsip
evaluasi kurikulum
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Evaluasi adalah salah satu bagian dari rangkaian sistem
manajemen meliputi perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi. Sebagaimana kurikulum juga dirancang dari tahap perencanaan,
organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan evaluasi. Dengan demikian tanpa evaluasi,
maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi
kurikulum tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Evaluasi
kurikulum memegang peranan penting baik dalam penentuan kebijakan pendidikan
umumnya mau pun pada tingkat pengambilan keputusan dalam kurikulum. Hasil-hasil
evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang kebijakan pendidikan dan para pengembang kurikulum dalam memilih
dan menetapkan kebijakan pengembangan model kurikulum dan pendekatan yang
digunakan.
Makalah ini akan membahas mengenai pengertian evaluasi
kurikulum, aspek kurikulum yang dinilai, serta model-model dalam evaluasi
kurikulum. Selama ini model kurikulum yang berlaku adalah model kurikulum yang
bersifat akademik. Kurikulum yang demikian cenderung terlalu berorientasi
pada isi atau bahan pelajaran.
Berdasarkan hasil beberapa penelitian ternyata model kurikulum yang demikian kurang mampu
meningkatkan kemampuan anak didik secara optimal. Hal ini tentu menjadikan
kurikulum kita baru-baru ini beralih ke dalam kurikulum 2013 dengan
mengedepankan kretifitas siswa peningkatan akhlak guna mencapai kualitas
pendidikan yang baik. Namun, beralihnya kurikulum masih belum dapat diketahui
perubahan yang signifikan maka dengan
adanya evaluasi diharapkan dapat memperbaiki aspek-aspek diatas sehingga model
kurikulum yang diterapkan atau yang diimplementasikan sesuai dengan kemampuan
dan kebutuhan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun perumusan
masalah yang penulis buat, yaitu pengertian dari evaluasi kurikulum pendidikan
serta aspek-aspek yang dinilai dalam kurikulum dan model-model evaluasi
kurikulum.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan
pembuatan makalah ini anatara lain:
1. Mengetahui
pengertian dan peranan evaluasi kurikulum.
2. Memahami
aspek-aspek yang dinilai dalam sebuah kurikulum.
3. Memahami
model-model evaluasi kurikulum.
1.4 Metode Penulisan
Metode yang kami gunakan dalam penulisan
Rangkuman ini adalah dengan cara studi kepustakaan,yaitu dengan mempelajari
jurnal-jurnal dan buku-buku yang kami
jadikan referensi dalam pengumpulan informasi dan data yang ada kaitannya
dengan evaluasi kurikulum manajemen pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 EVALUASI KURIKULUM MANAJEMEN PENDIDIKAN
Evaluasi kurikulum adalah suatu proses
pemberian pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang di
pertimbangkan.sesuatu yang di pertimbangkan tersebut dapat berupa
orang,benda,kegiatan,keadaan,atau sesuatu kesatuan tertentu,dengan berdasarkan
kepada kreteria-kreteria tertentu agar tidak dilakukan asal saja.tanpa kreteria
yang jelas apa yang dilakukan bukanlah suatu proses yang dapat diklasifikasikan
sebagai evaluasi.(H.S.Hamid Hasan (1988:13) Sedangkan menurut mulyani sumantri
(1988:164)῾῾Evaluasi kurikulum merupakan suatu proses yang bersifat interaktif
bertalian dangan deskriptif bertalian dengan deskripsi dan penyesuaian,sehingga
menentukan sesuatu yang berharga dari pada benda,orang perkerjaan dan
karakteristik tertentu.
1.Tujuan Evaluasi
kurikulum
Evaluasi
kurikulum dimaksudkan untuk menerima tingkat ketercapaian tujuan pendidikan
yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan.Indikator kinerja
yang akan dievaluasi di sini adalah efektivitas program.Dalam arti luas
evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara
keseluruhan ditinjau dari berbagai kreteria.Indikator kinerja yang dievaluasi
adalah efektivitas,relevansi,efisiensi,dan kelaikan(feasibility) program.Diadakan evaluasi di dalam proses
pengembangan kurikulum dimaksudkan untuk keperluan:
1.Untuk
Perbaikan Program
2.Pertanggung
jawaban kepada Berbagai Pihak
3.Penentuan
Tindak Lanjut Hasil Pengembanan
2.
Peranan Evaluasi Kurikulum
Kurikulum dapat dipandang dari dua sisi. Sisi
pertama kurikulum sebagai suatu program pendidikan atau kurikulum sebagai suatu
dokumen, dan sisi kedua kurikulum sebagai suatu proses atau kegiatan. Dalam
proses penidikan keua sisi ini sama pentingnya, seperti dua sisi satu uang
logam. Apa artinya sebuah program tanpa diemplementasikan, dn apa artinya
emplementasi tanpa acuan. Evaluasi kurikulum haruslah mencapai kedua sisi
tersebut, baik kurikulum sebagai suatu dokumen, maupun kurikulum sebagai suatu
proses, yakni implementasi dokumen rencana tersebut.
a.
Evaluasi Kurikulum sebagai Suatu Program atau Dokumen
Sebagai suatu program atau dokumen, kurikulum
memimiliki beberapa kompnen pokok, yaitu tujuan yang ingin dicapai, isi atau
materi kurikulum itu sendiri, strategi pembelajaran yang direncanakan, serta
rencana evaluasi keberhasilan.
b. Evaluasi
Pembelajaran sebagai Implementasi Kurikulum
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa
kurikulum sebagai suatu dokumen memiliki keterkaitan yang tidak terpisahkan
dengan implementasi dokumen tersebut dalam kegiatan pembelajaran. Kurikulum dan
pembelajaran bagai dua sisi dari satu mata uang logam yang masing-masing sama
pentingnya.
2.2 ASPEK
KURIKULUM YANG DINILAI
Agar tercipta kurikulum yang sesuai dengan
karakteristik pendidikan di Indonesia, kurikulum perlu dievaluasi. Adapun aspek
kurikulum yang perlu dievaluasi antara lain:
1. Evaluasi
Tujuan Pendidikan
Rumusan tujuan adalah salah satu komponen yang ada
dalam dokumen kurikulum. Evaluasi kurikulum sebagai dokumen adalah evaluasi
terhadap tujuan, setiap mata pelajaran terhadap sejumlah kriteria untuk menilai
tujuan ini.
a. Apakah tujuan setiap mata
pelajaran berhubungn dan diarahkan untuk mencapai tujuan lembaga sekolah yang bersangkutan.
Setiap sekolah
memiliki visi dan misi yang berbeda, sekolah menengah umum berbeda dengan
sekolah kejuruan, walaupun sama-sama berada dalam tingkat sekolah lanjutan.
Demikian juga antara sekolah kejuruan rumpun yang satu berbeda dengan rumpun
yang lain. Oleh karena itu, maka setiap mata paelajaran yang diberikan di
setiap sekolah harus dapat mendukung pencapaian tujuan sekolah. Misalkan,
walaupun setiap SMU dan Keguruan mempelajari mata pelajaran matematika, akan
tetapi tujuan pembelajaran di kedua sekolah itu mestilah berbeda.
b. Apakah tujuan itu mudah dipahami oleh
setiap guru.
Sebagai suatu dokumen,
kurikulum tidak akan memiliki makna apapun tanpa diimplementasikan oleh guru.
Oleh karena itu, guru perlu memahami setiap tujuan mata pelajaran yang
dibinanya. Dengan demikian, maka sebaiknya tujuan dirumuskan dalam bahasa
sederhana danmudah dipahami.
c. Apakah tujuan yang
dirumuskan dalam dokumen itu sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
Kurikulum
disusun pada dasarnya untuk mengembangkan setiap potensi yang dimiliki siswa.
Siswa bukanlah orang dewasa dalam bentuk ini, mereka adalah organisme yang
sedang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Dengan
demikian, tujuan dalam kurikulum haruslah sesuai dengan taraf perkembangan
siswa itu sendiri.
2. Evaluasi
terhadap Isi/Materi Kurikulum
Bahwa yang dimaksud dengan isi atau materi kurikulum
adalah seluruh pokok bahasan yang iberikan dalam setiap mata pelajaran.
Sejumlah pertanyaan yang dapat dijadikan kriteria untuk menguji isi atau meteri
kurikulum di anataranya adalah:
a. Apakah isi kurikulum
sesuai atau dapat mendukung pencapaian seperti yang telah ditetapkan.
Isi pelajaran
bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri, akan tetapi disusun untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Dengan demikian isi pelajaran harus berkaitan dengan tujuan
yang ingin dicapai.
b. Apakah isi atau materi
kurikulum sesuai pandangan-pandangan atau penemuan-penemuan yang mutakhir.
Muatan kurikulum
pada dasarnya berisikan tetang berbagai disiplin ilmu. Setiap ilmu tidakalah
bersifat statis, melainkan bersifat dinamis, artinya ilmu itu terum mengalami
perkembangan. Suatu teori dalam disiplin ilmu bisa terjadi tidak berlaku lagi
apabila ditemukan teori bru. Oleh karena itu, setiap materi pembelajaran harus
sesuai dengan pandangan-pandangan baru.
c. Apakah isi kurikulum sesuai
dengan pengalaman dan karakteristik lingkungan di mana anak tinggal.
Pendidikan
berfugsi untuk mempersiapkan anak didik agar mereka dapat “hidup” di lingkungn
masyarakatnya sendiri. Oleh karena itu, kurikulum sebagai alat pendidikan
haruslah berisikan dan memberi pengalaman kepada peserta didik sesuai dengan
karakteristik lingkungan di mana mereka tinggal. Terutama dalam masyarakat
majemuk, penidikan harus sesuai dengan kemajemukan masyarakat, isi kurikulum
yang tidak sesui dengan karakteristik di mana siswa berasal dan tempat mereka
kembali, akan tidak bermakna.
d. Apakah turunan isi kurikulum sesuai dengan
karakteristik isi atau materi kurikulum
Setiap mata
pelajaran memiliki system berfikir yang berbeda, yang ditunjukan oleh turunan
isi. Ada mata pelajaran yang memiliki urutan yang sistematis dan logis, artiny
urutan bahan pelajaran tersusun sedemikian rupa sesuai dengan karakteristik
bahan itu sendiri.
3. Evaluasi
terhadap Strategi Pembelajaran
Sebagai suatu pedoman bagi guru, kurikulum juga
seharusnya memuat petunjuk-peatunjuk bagaimana cara mengimplementasika
kurikulum di dalam kelas. Salah satu aspek yang berhubungan dengan implementasi
kurikulum adalah aspek pedoman perumusan strategi belajar mengajar di
antaranya:
a. Apakah strategi
pembelajaran yang dirumuskan susuai dan dapat mendukung untuk keberhasilan
pencapaian tujuan pendidikan.
Bagaimanapun
idealnya suatu dokumen kurikulum yang memuat tujuan-tujuan yang ingin dicapai,
maka efektifitas pencapaiannya dangat ditentukan oleh strategi yang diterapkan.
Strategi pencapaian tujuan bidang kognitif akan berbeda dengan strategi
pencapaian tujuan biang afektif dan psikomotor. Masing-masing tujuan berdampak
pada strategi yang harus digunakan.
b. Apakah strategi pembelajaran
yang diusulkan dapat mendorong aktifitas dan minat siswa untuk belajar.
Suatu strategi
yang digunakan harus dapat mendorong siswa untuk beraktivitas. Belajar tidak
sama dengan duduk, mencatat, dan meghafal materi pelajaran. Belajar adalah
suatu proses perubahan perilaku berkat adanya pengalaman. Dengan demikian,
proses pembelajaran pada dasarnya adalah memberikan pengalaman kepada siswa.
Oleh karena itu, strategi pembelajaran harus dirancang untuk memberi pengalaman
belajar yaki medorong siswa untuk melakukan berbagai aktivitas sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
c. Bagaimana keterbacaan guru
terhadap pedoman pelaksanaan strategi pembelajaran yang direncanakan.
Rancangan
stategi pembelajaran bukan berisi tentang uraian-uraian teoritis, akan tetapi
berisi tentang uraian praktis, sehingga dapat dicerna dengan mudah oleh guru.
Keterbacaan rancangan strategi ini sangat perlu, sebab pada praktiknya gurulah
yang akan menjabarkan kurikulum menjadi praktik pembeajaran secara langsung di
lapangan. Berkaitan dengan keterbacaan, pemahaman guru tentang strategi serta
langkah-langkah perkembangan strategi sangatlah berperan penting karena
sstrategi yang tidak dipahami hanya akan menjadi pedoman kurikulum yang tidak
diaplikasikan.
d. Apakah strategi pembelajaran yang
dirumuskan dapat mendorong kreativitas guru.
Salah satu
prinsip perkembangan kurikulum sebagai suatu pedoman adalah prinsip
fleksibilitas, artinya bahwa kurikulum itu bersifat lentur yakni dapat
digunakan dalam berbagai kondisi dan situasi. Dengan demikian, kurikulum harus
dapat diterjemahkan oleh setia guru sesuai engan kondisi yang ada. Kurikulum
harus dapat menorong guru agar berinovasi secara kreatif dalam
pengimplementasiannya.
e. Apakah strategi pembelajaran sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa.
Siswa adalah
organisme yang sedang berkembang, yang dalam setiap tahap perkembangannya
memiliki karakteristik dan sifat-sifat tertentu. Strategi pembelajaran yang
dirancang haruslah sesuai dengan tahap perkembangan tersebut.
f. Apakah strategi
pembelajaran yang dirumuskan sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia.
Alokasi waktu
merupakan aspek yang cukup penting dalam membuat keputusan teentang strategi
yang diusulkan, karena suatu strategi tanpa kesesuaian dengan waktu yang
dialokasikan tidak mungkin dapat diterapkan.
4. Evaluasi
terhadap Program Penilaian
Komponen yang keempat yang harus dijadikan sasaran
penilaian terhadap kurikulum sebagai suatu program adalah evaluasi terhadap
program penilaian. Beberapa kriteria yang dapat dijadikan acuan adalah:
a. Apakah program evaluasi relevan dengan tujuan
yang ingin dicapai.
Tujuan merupakan
inti dari suatu program kurikulum keberhasilan kurikulum pada dasarnya adalah
keberhasilan mencapai tujua kurikulum itu sendiri. Oleh sebab itu, program
evaluasi perlu diuji kerelevannya dengn tujuan yang ingin dicapai.
b. Apakah evaluasi
diprogramkan untuk mencapai fungsi evaluasi baik sebagai formatif maupun fungsi
sumatif.
Evaluasi yang
dirumuskan bukanlah evaluasi yang ada sekedar untuk melihat keberhsilan siswa
saja yang kemudian dinmakan evaluasi belajar, akan tetapi juga perlu diuji
evaluasi yang dapat menguji keberhsilan guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Kedua fungsi ini sangat pentig, evaluasi hasil belajar dapat
mengukur sejauh mana siswa dapat mencapai target kurikulum yang kemudin
memiliki arti untuk melihat kedudukan siswa dalam kelompoknya, sedangkan
melaluli evaluasi proses dapat dijadikan umpan balik bagi guru dalam menentukan
keberhasilan kinerjanya sehingga guru dapat memerbaiki kelemahan dalam
mengajar.
c. Apakah program evaluasi yang direncanakan
mudah dibaca dan dipahami oleh guru.
Alat evaluasi
beserta pedoman pengolahnya harus dapat dibaca oleh guru, sehingga memungkinkan
guru menjadikannya sebagai pedoman. Pedoman evaluasi dapat memberikan petunjuk
bagi guru untuk memnentukan tingkat penguasaan dan pencapaian kompetensi yang
pada akhirnya dapat menentukan kriteria kelulusan untuk setiap siswa.
d. Apakah program evaluasi mencakup semua aspek
perubahan perilaku.
Evaluasi yang
baik bukan hanya mengukur kemampuan siswa dalam aspek tertentu saja, akan
tetapi harus mengukur semua aspek baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Program evaluasi yang hanya mengukur salah satu aspek dapat menyebabkan
keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan tidak optimal.
Sedangkan menurut Permendikbud No.81A tahun 2013
tentang implementasi kurikulum, evaluasi kurikulum mencakup:
1. Evaluasi
reflektif dilakukan dalam suatu proses diskusi intensif dalam kelompok
pengembang kurikulum (tim pengarah dan tim teknis) dan tim nara sumber secara
internal. Evaluasi reflektif tersebut dilaksanakan melalui diskusi mengenai
landasan filosofi, teoritik, dan model yang digunakan dalam pengembangan
kurikulum. Landasan filosofi yang digunakan adalah pemikiran yang bersifat
eklektik yang berakar dari filosofi perenialisme, esensialisme, progresivisme,
rekonstruksi sosial, dan humanisme dinyatakan sebagai landasan filosofi yang
dipilih sebagai landasan dan kerangka pengembangan kurikulum. Dengan pandangan
filosofis yang bersifat eklektik tersebut kurikulum dikembangkan dengan tetap
berakar pada nilai dan moral Pancasila untuk mewarisi keunggulan bangsa,
menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan harkat dan
martabat manusia dan bangsa, mengembangkan potensi, bakat, dan minat peserta
didik, dan memberikan kontribusi pada upaya pembangunan masyarakat, bangsa dan
negara dalam menghadapi tantangan kehidupan abad ke 21. Desain kurikulum
mengalami perubahan. Perubahan ini diyakini lebih memperkuat konsep kurikulum
yang berbasis kompetensi, dan memperkuat organisasi vertikal (antar tingkat
satuan pendidikan) dan horizontal (antarmuatan atau mata pelajaran) kurikulum.
Keterkaitan konten kurikulum secara horizontal dan vertikal dilakukan melalui Kompetensi
Inti (KI). Untuk memastikan bahwa disain kurikulum ini mampu menjawab berbagai
tantangan abad ke 21, diperlukan evaluasi konseptual dilihat dari koherensi ide
dengan kenyataan. Review dan revisi terhadap Kompetensi Dasar (KD) yang menjadi
konten/kompetensi kurikulum dilakukan segera setelah KD selesai dikembangkan
dan umpan balik untuk revisi segera diberikan. Evaluasi terhadap kesesuaian
konten dengan tahap perkembangan psikologi anak dilakukan oleh para ahli
psikologi anak dan psikologi pendidikan terutama untuk konten kurikulum SD.
Perumusan ulang dan penyederhanaan KD-SD yang telah dikembangkan tim dilakukan
untuk memberikan kepastian mengenai kesuaian antar materi kurikulum dengan
kemampuan kognitif, sosial, dan afektif peserta didik SD, SMP dan SMA/SMK yang
peserta didiknya telah memasuki tahap
kemampuan berpikir formal, evaluasi terhadap konten kurikulum dilakukan
oleh para ahli dalam bidang materi pelajaran. Evaluasi menghasilkan berbagai penyesuaian KD terhadap
KI dan keterkaitan antara satu KD dengan KD lainnya. Hasil dari evaluasi ini
memberikan keyakinan akan organisasi horizontal dan tata urutan konten
kurikulum.Evaluasi terhadap kesinambungan konten antara satu kelas (tahun)
dengan kelas lainnya dilakukan secara terbuka. Hasil evaluasi menjadi dasar
untuk perubahan beberapa KD yang dianggap terlalu tinggi atau terlalu rendah
dibandingkan dengan kelas sebelumnya. Pelaksanaan evaluasi sangat intensif dan
dilakukan secara internal dalam pertemuan antartim pengembang. Evaluasi
keterkaitan antara KD-SD dengan KD-SMP dan KD-SMP dengan KD-SMA dilakukan
dengan menempatkan KD-SD sebagai dasar untuk mengembangkan KD-SMP dan KD-SMP
sebagai dasar untuk mengembangkan KD-SMA. Evaluasi kesesuaian dilakukan secara
terbuka dalam proses pengembangan kurikulum.
Evaluasi oleh tim eksternal dilakukan dengan
mengundang para pakar dari 12 perguruan tinggi yang memiliki Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan (LPTK). Temuan dari tim eksternal langsung dikomunikasikan
kepada tim teknis pengembang. Masukan dari tim eksternal merevisi berbagai KD
yang telah dirumuskan dan hasil
rumusan
tersebut dianggap final.
2.
Evaluasi dokumen kurikulum mencakup kegiatan penilaian terhadap:
a. dokumen kurikulum setiap
satuan pendidikan atau program pedidikan (kerangka dasar dan struktur
kurikulum);
b. dokumen kurikulum setiap mata pelajaran
(silabus);
c. pedoman implementasi
kurikulum (pedoman penyusunan dan pengelolaan KTSP, pedoman umum pembelajaran,
pedoman pengembangan muatan lokal, dan pedoman kegiatan ekstrakurikuler);
d. buku teks pelajaran;
e. buku panduan guru; dan
f. dokumen kurikulum lainnya.
Evaluasi
dilakukan untuk mengkaji ketersediaan, keterpahaman, dan kemanfaatan dari
dokumen tersebut dilihat dari sisi/kelompok pengguna Evaluasi implementasi
kurikulum dilakukan untuk mengkaji keterlaksanaan dan dampak dari penerapan
kurikulum pada tingkat nasional, daerah, dan satuan pendidikan. Pada tingkat
nasional mencakup penilaian implementasi kurikulum secara nasional. Pada tingkat daerah penilaian
implementasi kurikulum mencakup kajian pelaksanaan pengembangan dan pengelolaan
muatan lokal oleh pemerintah daerah. Sedangkan pada tingkat satuan pendidikan evaluasi dilakukan pada
tingkat satuan pendidikan. Evaluasi implementasi kurikulum pada tingkat
nasional mencakup kajian kebijakan dalam penyiapan dan distribusi dokumen,
penyiapan dan peningkatan kemampuan sumber daya yang diperlukan, dan
pelaksanaan kurikulum, serta dampak kebijakan terhadap pengelolaan kurikulum
pada tingkat daerah dan tingkat satuan pendidikan.
3. Evaluasi
implementasi kurikulum pada tingkat daerah mencakup kajian kebijakan dalam
penyiapan dan distribusi dokumen muatan lokal, penyiapan dan peningkatan
kemampuan sumber daya yang diperlukan, dan pelaksanaan kurikulum muatan lokal
serta keterlaksanaannya pada tingkat satuan pendidikan.Evaluasi implementasi
kurikulum pada tingkat satuan pendidikan mencakup kajian penyusunan dan
pengelolaan KTSP, penyiapan dan peningkatan kemampuan pendidik dan tenaga
kependidikan yang diperlukan, dan pelaksanaan pembelajaran secara umum
sertamuatan lokal, dan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler.
4. Evaluasi
hasil implementasi kurikulum merupakan evaluasi ketercapaian standar kompetensi
lulusan pada setiap peserta didik pada satuan pendidikan. Capaian standar
kompetensi lulusan setiap peserta didik dikaji melalui:
a. hasil penilaian individual yang bersifat
otentik;
b. hasil ujian sekolah; dan
c. hasil ujian yang bersifat nasional.
2.3 MODEL EVALUASI
KURIKULUM
Secara garis besar,berbagai model evaluasi
yang telah dikembangkan selama ini dapat digolongkan ke dalam lima rumpun model
yaitu:
a. measurement
Evaluasi Pada dasarnya
adalah pengukuran perilaku siswa untuk mengungkapkan perbedaan individual
maupun kelompok.Hasil evaluasi digunakan terutama untuk keperluan seleksi
siswa,bimbingan pendidikan dan perbandingan efektifitas antara dua atau lebih
program/metode pendidikan.Objek evaluasi dititikberatkan pada hasil belajar
terutama dalam aspek kognitif dan khususnya yang dapat di ukur dengan evaluasi
yang objektif dan dapat dibakukan.Dalam kegiatan evaluasi,cenderung ditempuh
pendekatan/cara-cara berikut:
1.
Menempatkan ῾῾kedudukan’’ setiap siswa dalam kelompoknya melalui
pengembangan norma kelompok dalam
evaluasi hasil belajar.
2.
Membandingkan hasil belajar Antara dua atau lebih kelompok yang
menggunakan program/metode pengajaran yang berbeda-beda,melalui analisis secara
kuantitatif.
3.
Teknik evaluasi yang digunakan terutama tes yang disusun dalam
bentuk objektif,yang terus dikembangkan untuk menghasilkan alat evaluasi yang
reliable dan valid.
b.
Cogruence
Evaluasi
pada dasarnya merupakan pemeriksaan kesesuaian atau congruence Antara tujuan pendidikan dan hasil belajar yang di
capai,untuk melihat sejauhmana hasil pendidikan telah terjadi.Hasil evaluasi
diperlukan dalam rangka penyempurnaan program,bimbingan pendidikan, dan
pemberian informasi kepada pihak-pihak diluar pendidikan Objek evaluasi dititik
beratkan pada hasil belajar dalam bentuk kognitif,psikomotorik maupun nilai dan
sikap.Dalam kegiatan evaluasi ,cenderung ditempuh pendekatan/cara-cara berikut:
1.
Menggunakan prosedur
pre-and post-assessment dengan menempuh langkah-langkah pokok sebagai
berikut:Penegasa tujuan,pengembangan alat evaluasi,dan penggunaan hasil
evaluasi.
2.
Analisis hasil evaluasi dilakukan secara bagian demi bagian.
3.
Teknik evaluasi mencakup tes dan teknik-teknik evaluasi lainnya
yang cocok untuk menilai berbagai jenis perilaku yang terkandung dalam tujuan.
4.
Kurang menyetujui diadakannya evaluasi perbandingan Antara dua
atau lebih program.
Kelemahan dari konsep
ini terletak pada ruang lingkup evaluasinya. Sekali pun tujuan evaluasi
diarahkan pada kepentingan penyempurnaan program kurikulum, tapi konsep ini
tidak menjadikan input dan proses pelaksanaan sebagai objek lagsung evaluasi.
Yang dijadikn perhatian oleh konsep ini adalah hubungan antara tujuan dan hasil
belajar. Faktor-faktor penting yang terdapat antara tujuan dan hasil belajar
kurang mendapat perhatian.padahal dimensi yang akan disempurnakan justru adalah
faktor-faktor tersebut yaitu: input dan proses belajar mengajar,yang
keseluruhannya akan menciptakan suatu tipe pengalaman belajar tertentu.
Sebagai akibatnya
informasi yang dihasilkan hanya dapat menjawab pertanyaan tentang tujuan-tujuan
mana yang telah dan yang belum dapat dicapai. Pertanyaan tentang mengapa tujuan
trtentu belum dicapai sukar untk dapat dijawab. Dengan kata lain pendekatan
yang digunakan oleh konsep ini menghasilkan suatu teknik evaluasi yang sifatnya
terminal.
Terlepas dari beberapa
kelemahan diatas, konsep ini telah memberikan sumbangan sangat besar bagi
perkembangan konsep evaluasi kurikulum, kususnya dalam usaha:
1. menghubungkan hasil
belajar dengan tujuan pendidikan sebagai kriteria perbandingan.
2. memperkenalkan sistem pengolahan hasil evaluasi secara bagian
demi bagian, yang ternyata lebih relevan dengan kebutuhan pengembangan
kurikulum.
c. Illumination
Evaluasi
pada dasarnya merupakan studi mengenai:pelaksanaan program,pengaruh factor
lingkungan,kebaikan-kebaikan dan kelemahan program,serta pengaruh program
terhadap perkembangan hasil belajar.Evaluasi lebih didasarkan pada judgment (pertimbangan) yang hasilnya
diperlukan untuk penyempurnaan program.Objek evaluasi mencakup latar belakang
dan perkembangan program,proses pelaksanaan,hasil belajar,dan
kesulitan-kesulitan yang dialami.Jenis data yang dikumpulkan pada umumnya data subjektif (judgment data) Dalam kegiatan evaluasi,cenderung ditempuh
pendekatan/cara-cara berikut:
1.
Menggunakan prosedur yang disebut progressive ocussing dengan langkah-langkah
pokok:orientasi,pengamatan yang lebih terarah,dan analisis sebab akibat.
2.
Bersifat kuatitatif-terbuka,dan fleksibel-eklektif
3.
Teknik evaluasi mencakup:observasi,wawancara,angket,analisi
dokumen dan bila perlu mencakup pula tes.
Kelemahan dari konsep
ini terutama terletak pada teknis pelaksanaanya. Pertama, kegiatan evaluasi
tidak didahului oleh adanya peruusan kriteria yang jelas sebagai dasar bagi
pelaksanaan penyimpulan hasil evaluasi. Ini dapat mengakibatkan bahwa sejumlah
segi-segi yang penting kurang mendapat perhatian. Kedua, objektivitasdari
evaluasi yang dilakukan harus dipersoalkan. Persoalan inilah yang justru
dipandang sebagai kelemahan yang penting dari konsep ini. Disamping itu konsep
ini juga memiliki kecendrungan untuk menggunakan alat evaluasi yang terbuka
dalam arti kurang spesifik/berstruktur.
Disamping
kedua kelemahan diatas, konsep ii juga tidak menekankan pentingnya evaluasi
terhadap bahan kurikulum selama bahan tersebut disusun dalam tahap perencanaan dengan
kata lain, evaluasi yang diajarkan oleh konsep ini lebih berorientasi pada
proses dan hasil yang dicapai oleh kurikulum yang bersangkutan.
d. Educational system Evaluation
Evaluasi
pada dasarnya adalah perbandingan antara
performance setiap dimensi program dan kreteria,yang akan berakhir dengan
suatu deskripsi dan judgment.Hasil
evaluasi diperlukan untuk penyempurnaan program dan penyimpulan hasil program
secara keseluruhan.Objek evaluasi mencakup input
(bahan,rencana,peralatan),proses,dan hasil yang di capai dalam arti yang
luas.Jenis data yang dikumpulkan meliputi baik data objektif maupun data
subjektif.Dalam kegiatan evaluasi ,cenderung ditempuh pendekatan/cara-cara
berikut:
1.
Membandingkan performance setiap
dimensi program dengan kreteria internal
2.
Membandingkan performance program
menggunakan kreteria
3.
Eksternal,yaitu performance
program lain
4.
Teknik evaluasi mencakup:tes,observasi,wawancara,angket dan
analisis dokumen.
Satu bagian dari
konsep ini yang dipandang sebagai kelemahan adalah mengenai pandangannya
tentang evaluasi untuk menyimpulkan kebaikan program secara menyeluruh. Ada dua
persoalan yang perlu mendapatkan penegsan dari konsep ini, yang pertama menyangkut
segi teknis dan yang kedua menyangkut segi strategis. Persoalan teknis
berkenaan dengan prosedur yang ditempuh dalam membandingkan hasil antara
kurikulum yang baru dengan kurikulum yang ada. Pengalaman yang menunjukkan
bahwa studi perbandingn semacam ini pada umumnya berakhir dengan kesimpulan “
tidak adanya perbedaan yang berarti”
Persoaln strategis
yang menyangkut persoalan “nasib” dari kurikulum yang baru tersebut bila hasil
perbandingan yang dilakukan menunjukkan “perbedaan yang tidak berarti”. Kedua
persoalan itulah yang belum dibahas secara tuntas dalam konsep ini. Secara
keseluuhan konsep ini relavan dengan peranan evaluasi di dalam proses
pengembangan kurikulum dan dapat mengatasi kelemahan yang terkandung dalam
konsep terdahulu.
e. Model CIPP
Model ini dititikberatkan pada pandangan bahwa
keberhasilan program pendidikan dipengaruhi dari beberapa factor,di antaranya :
Karakteristik peseta didik,dan Lingkungan,Tujuan program,dan peralatan yang
digunakan serta prosedur,dan mekanisme pelaksanaan program itu sendiri.Evaluasi
kurikulum pada model ini dimaksudkan untuk membandingkan performance atau kinerja dari berbagai dimensi program dengan
sejumlah kreteria tertentu untuk menghasilkan judgment atau pertimbangan-pertimbangan mengenai kekuatan dan kelemahan
dari kurikulum tersebut.
Dalam
buku educational evaluation and Decision
making, dari stufflebeam(1972),CIPP merupakan model evaluasi dengan focus
pada contect,input,process and product.Keempat
aspek tersebut menjadi bagian penting dalam kegiatan evaluasi kurikulum yang
dianggap mencakup keseluruhan dimensi kurikulum.
2.4 PRINSIP-PRINSIP EVALUASI
Tujuan
evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa ketercapaian tujuan
pendidikan yang ingin diwujudkan melalui
kurikulum yang bersangkutan indikator kinerja yang akan dievaluasikan yang
merupakan efektivitas program.
Dalam
sebuah evaluasi harus berpatokan pada kurikulum atau silabi dan dirancang
secara jelas yaitu apa yang harus dinilai, materi penilaian, alat penilai, dan
interpretasi hasil penilaian. Beberapa prinsip yang harus dipegang dalam suatu
pelaksanaan evaluasi pendidikan:
1. Keterpaduan.
Evaluasi tersebut harus
memegang pada prinsip-prinsip
keterpaduan atau keselarasan. Dimana ada kesesuaian antara tujuan
intruksional pengajaran tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, dan metode
pembelajaran.
2. Keterlibatan peserta didik
Dalam sebuah
prinsip evaluasi harus memperhatikan
keterlibatan peserta didik merupakan suatu hal yang mutlak, karena keterlibatan
peserta didik dalam evaluasi bukan alternatif dan seluruhnya mempunyai
keterkaitan yang erat.
3. Koherensi
Suatu evaluasi
pendidikan harus berkaitan dengan materi pembelajaran yang telah dipelajari dan
sesuai dengan ranah kemampuan peserta didik yang hendak diukur. Dan keselarasan
peseta didik dengan pembelajaran harus sesuai.
4. Pedagogis
Pedagogis adalah seni
dalam mengajar. Prinsip evaluasi pendidikan yang ketujuah adalah perlu adanya
alat penilai dari aspek pedagogis untuk melihat perubahan sikap dan perilaku
sehingga pada akhirnya hasil evaluasi mampu menjadi motivator bagi diri siswa
atau peserta didik.
5. Akuntabel
Sudah semestinya hasil
evaluasi haruslah menjadi alat akuntabilitas atau bahan pertanggungjawaban bagi
pihak yang berkepentingan seperti orangtua siswa, sekolah, dan lainnya.
Yang harus diperhatikan agar mendapat
informasi yang akurat, diantaranya:
1.
Dirancang secara jelas abilitas
2. Penilaian hasil belajar menjadi
bagian integral dalam proses belajar mengajar.
3. Agar hasil penilaian obyektif,
menggunakan penilaian yang komprehensif.
4. Hasilnya hendaknya diikuti tindak
lanjut.
5. Harus dibedakan
antara penskoran (scoring) dengan penilaian
(grading)
6. Penilaian harus bersifat komparabel.
7. Sistem penilaian yang digunakan
hendaknya bagi siswa dan juga guru.
Secara
sederhana dalam penggambaran prinsip-prinsip evaluasi menyangkut beberapa hal
yang mesti diperhatikan diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Kejelasan
Tujuan adalah Menjabarkan segala proses dan hasil pembelajaran yang dicapai
b. Realistik
dapat dilaksanakan sesuai dengan situasi kondisi dan kemampuan para siswa
c. Ekologi
adalah memperhitungkan situasi dimana kurikulum yang akan dilaksanakan
d. Operasional
adalah merumuskan secara spesifik dan terperinci segala sesuatu yang harus
diukur
e. Klasifikasi
merupakan Jenjang atau tingkatan, jenis pendidikan, daya dukung, dan geografis
f. Keseimbangan
merupakan Penilaian kurikulum yang ideal dan aktual, mengenai komponen
kurikulum yang mesti diperhatikan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi kurikulum pada dasarnya adalah sebagai
suatu proses menggumpulkan berbagai informasi dalam rangka membuat suatu
keputusan tentang program pendidikan. Artinya, melalui evaluasi apakah suatu program
pendidikan perlu ditambahkan, dikurangi atau mungkin diganti. Peranan Evaluasi
Kurikulum meliputi evaluasi kurikulum sebagai suatu program atau dokumen dan
evaluasi pembelajaran sebagai implementasi kurikulum. Adapun aspek kurikulum
yang perlu dievaluasi antara lain evaluasi tujuan pendidikan, evaluasi terhadap
isi/materi kurikulum, evaluasi terhadap strategi pembelajaran dan evaluasi
terhadap program penilaian. Menurut Permendikbud No.81A tahun 2013 tentang
implementasi kurikulum dan evaluasi kurikulum mencakup evaluasi reflektif,
evaluasi dokumen, evaluasi implementasi, dan evaluasi hasil implementasi
kurikulum. Sedang evaluasi model penelitian antara lain: evaluasi model
penelitian, evaluasi model objektif dan model campuran muttivariasi.
B. Saran
Melihat pentingnya evaluasi
kurikulum maka kami menyarankan kepada evaluator untuk memahami benar
teori-teori evaluasi kurikulum serta teori kurikulum yang sedang dijalankan
oleh satuan pendidikan. Sehingga evaluasi kurikulum tersebut bermanfaat
sebagaimana tujuan dari evaluasi kurikulum itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya,
Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:
Kencana
Salinan
Lampiran Permendikbud No.81A tahun 2013 tentang implementasi kurikulum.
Muhammad
Zaini. 2009. Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi.
Yogyakarta: TERAS
Sukmadinata,
Nana S. 2002. Pengembangan Kurikulum. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.