2019 | Literature Bangsa

about

Saturday, October 26, 2019

Sejarah Hubungan Listrik dan Magnet

Hasil gambar untuk christian ørsted
Hans Christian orsted (1777- 1851)

Pada tahun 1820 Hans Christian Orsted (1777-1851),Profesol Fisika di Copenhagen,memeragakan hubungan antara kelistrikan dan kemagnetan di depan murid-muridnya.Ketika ia menempatkan jarum jarum kompas didekat seutas kawat yang sedang mengantarkan arus,jarum kompas itu bergerak sehingga orsted yang percaya adanya kesatuan di seluruh gejala alam itu,sangat girang mengetahui bahwa listrik dan magnet bersumber pada asas yang sama.
          Setelah mendengar penemuan orsted,Andre Marie Ampere (1775-1836),Ahli fisika di paris,bergegas menguji penemuan dengan percobaan.ia beragumen seandainya arus dan magnet saling mempengaruhi,hal ini serupa kiranya terjadi pula pada dua arus.Dalam percobaannya,Ampere menemukan dua arus itu juga saling mengerjakan gaya!

           Menurut Ampere magnet termasuk gejala listrik.Dalam sepucuk surat untuk anaknya.Ampere menuliskan bahwa mereka telah menemukan teori tentang magnet yang bisa menurunkan semua gejala kemagnetan menjadi arus listrik.Penemuan itu menurut Ampere sama sekali bertentangan dengan pendapat orang sebelumnya.Ampere membayangkan magnet mempunyai arus-arus kecil di dalamnya,yang menghasilkan gejala kemagnetan.Berdasarkan percobaan ini,ia merumuskan gaya antara dua potong arus yang pendek.Rumusan ini sekarang dikenal sebagai Hukum Ampere.Berdasarkan persamaan ini maxwell menjuluki ampere sebagai ''Newton-nya Listrik''. 

Saturday, October 19, 2019

MAHASISWA PERAWI MASA DEPAN NEGERI



Mahasiswa ialah seorang pelajar yang telah diakui Maha atas kesiswaannya,Maka Mahasiswa itu merupakan agent of change untuk bangsa ini.menjadi mahasiswa itu memiliki tanggung jawab yang besar bukan hanya belajar diruang kelas dengan mengejar IPK yang tinggi untuk kepentingan pribadi tapi mahasiswa itu sosok yang diharapkan oleh masyarakat yang mampu membawa perubahan bagi masyarakat umum.Masyarakat itu tidak mengetahui kamu kuliah dimana,jurusan apa,IPK berapa? tetapi masyarakat itu mengetahui bahwa mahasiswa itu multi fungsi yang serba bisa,maka ketika dirimu dianugerahkan menjadi seorang mahasiswa maka manfaatkanlah dengan sebaik-baiknya. karena 1000 orang diluar sana bisa melanjutkan pendidikan tinggat SMA tetapi 1000 orang siswa tidak bisa melanjutkan pendidikan di bangku perkuliahan.mahasiswa sosok yang digambarkan pemikir kritis,semangat yang membara,kekuatan yang tiada habisnya,daya kreasi yang tak pernah terhenti,dan generasi menyambung estafet kepemimpinan masa depan.mahasiswa tulang punggung peradaban didalam masyarakat yang memiliki identitas yang potensial yang mempunyai kedudukan yang strategis sebagai penerus cita-cita bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya dimasa yang akan datang.Mahasiswa digambarkan dengan seorang yang suka berkreasi,idealisme yang tinngi dan memiliki keberanian serta menjadi inspirator dan motivator bagi generasi berikutnya.Jika Mahasiswa diibaratkan seperti perjalanan matahari yang setiap harinya kita saksikan dari bumi.usia muda ialah ketika sinar matahari berada ditengah-tengah kita.Betapa teriknya ketika siang bolong itu,hampir seluruh daya kekuatan matahari tercurah untuk makhuk Allah dibumi.Hingga bumi merasakan kehangatan yang luar biasa.Analogi matahari itu kurang lebih sama seperti mahasiswa.Ketika di Usia muda memberikan segala daya upayanya sehingga seluruhnya merasakan keberkahan dari sosok Mahasiswa.Tan Malaka Mengatakan;''Bila kaum muda yang telah belajar disekolah dan menganggap dirinya tertalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita yang sederhana,maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali''.dari kutipan kata-kata Tan Malaka dapat kita pahami bahwa betapa pentingnya mahasiswa bagi seluruh masyarakat.Menjadi mahasiwa di zaman melenial ini tanggung jawab sangat berat dikarenakan hampir seluruh mahasiwa disibukkan dengan Game,Nongkrong diwarung kopi dan selfi dengan penuh sensasi mau dibawa kemana kah Negeri ini? bila akan terus begini.Jadilah Mahasiswa sejati yang disibukkan dengan Buku,teori dan aksi dalam berorganisasi jadilah mahasiswa perawi mimpi untuk menjayakan Negeri.

       

Saturday, September 28, 2019

Makalah kusulitan dalam Belajar

MASALAH KESULITAN DALAM BELAJAR


Oleh :
KELOMPOK 3
KHAIRIAH (1606103030029)
NAZIRAH (1606103030056)
HASBI (1606103030017)
SRI AGUSTINA (1606103030023)



KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

2018



KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “MASALAH KESULITAN BELAJAR”.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Besar harapan penulis dengan terselesaikannya makalah ini dapat menjadi bahan tambahan bagi penilaian dosen bidang studi Pengetahuan Kebencanaan Dan Lingkungan, dan mudah-mudahan isi dari makalah penulis ini dapat di ambil manfaatnya oleh semua pihak yang membaca makalah ini.












DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
1.1                  Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2                  Tujuan.................................................................................................................. 1
1.3                  Permasalahan....................................................................................................... 2
1.4                  Metode................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 3
2.1                  Pengertian Kesulitan Belajar................................................................................ 3
2.2                  Faktor-Faktor Penyebab Keesulitan Belajar........................................................ 4
2.3                  Usaha Mengatasi Kesulitan Belajar..................................................................... 5
2.4                  Pendekatan dan Metode dalam Pengajaran Remedial ....................................... 7
BAB III SIMPULAN dan REKOMENDASI............................................................... 14
3.1                  Simpulan............................................................................................................ 14
3.2                  Rekomendasi..................................................................................................... 14
DAFTARPUSTAKA...................................................................................................... 15


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada dalam sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga sendiri.
Pada masa sekarang ini banyak sekali anak-anak mengalami kesulitan dalam belajar. Hal tersebut tidak hanya dialami oleh siswa-siswa yang berkemampuan kurang saja. Hal tersebut juga dialami oleh siswa-siswa yang berkemampuan tinggi. Selain itu, siswa yang berkemampuan rata-rata juga mengalami kesulitan dalam belajar.
Kesulitan belajar kepada siswa dengan tidak memandang kemampuan intelegensi yang dimiliki peserta didik. Banyak peserta didik dengan intelegensi rendah dapat meraih prestasi belajar yang tinggi, melebihi kepandaian peserta didik dengan intelegensi yang tinggi, tetapi juga tidak dapat disangkal bahwa intelegensi yang tinggi memberi peluang yang besar bagi peserta didik untuk meraih prestasi belajar yang tinggi. Oleh karena itu, selain faktor , rutinitas belajar juga diakui dapat
mempengaruhi penyebab kesulitan belajar. Tingkat pengetahuan yang rendah, gangguan neurologist, sulitnya untuk memahami materi yang sudah diajarkan,kurangnya latihan soal dan kurangnya persiapan menjelang ujian tengan semester maupun ujian semester merupakan beberapa faktor penyebab kesulitan mahasiswa dalam mengerjakan soal ujian sehingga nilai rata-rata yang diperoleh mahasiswa rendah.

1.2  Tujuan
Adapu makalah ini dibuat bertujuan untuk mengetahui:
a.       pengertian kesulitan belajar,
b.        faktor-faktor penyebab kesulitan belajar, 
c.       usaha untuk mengatasi  kesulitan belajar,
d.      pengertian remedial pengajaran,
e.       pendekatan-pendekatan pengajaran remedial, dan
f.       prosedur pelaksanaan remedial teaching.

1.3  Permasalahan
Dari latar belakang  yang ada, dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
a.        Apa pengertian kesulitan belajar?
b.      Apa sajakah faktor-faktor kesulitan belajar?
c.       Bagaimana pengajaran remedial?
d.      Mengapa pengajaran remedial diperlukan?
e.        Bagaimana pendekatan dan metode pengajaran remedial?
f.       Bagaimana prosedur pengajaran remedial?

1.4  Metode
Pada penyusunan makalah ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif. Sehingga diperoleh data yang aktual dan terpecaya, karena semua data yang di peroleh merupakan hasil dari buku-buku yang berada di perpustakaan.






















BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar merupakan terjemahan dari istilah bahasa inggris learning disability. Terjemahan tersebut sesungguhnya kurang tepat karena learning artinya dan disability artinya ketidakmampuan, sehingga terjemahan yang benar seharusnya adalah ketidakmampuan belajar. Istilah kesulitan belajar digunakan dalam buku ini karena di rasakan lebih optimistic.
 Burton (1952:622-624) mengidentifikasi seorang siswa kasus dapat di pandang atau dapat diduga mengalami kesulitan belajar kalau yang bersangkutan menunjukkan kegagalan (failure) tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Kegagalan belajar didefinisikan oleh Burton sebagai berikut:
1.      Siswa dikatakan gagal apabila dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat penguasaan (level of mastery) minimal dalam pelajaran tertentu,seperti yang telah ditetapkan oleh orang dewasa atau guru (criterion referenced).
2.       Siswa dikatakan gagal apabila yang bersangkuatan tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya (berdasarkan ukuran tingkat kemampuannya: intelegensi, bakat).
3.      Siswa dikataakan gagl kalau yang bersangkutan tidak dapat mewujudkan tugas-tugas perkembangannya, termasuk penyesuian social sesuai dengan pola organismiknya ( his organismic pattern ) pada fase perkembangan tertentu, seperti yang berlaku bagi kelompok sosial dan usia yang bersangkutan (norm-referenced).
4.       Siswa dikatakan gagal kalau yang bersangkutan tidak berhasil mencapai tingkat penguasaan (level of mastery) yang di perlukan sebagai prasyarat (perequisite) bagi kelanjutan (continuity) pada tingkat pelajaran berikutnya.
Dari keempat definisi di atas,dapat disimpulkan bahwa seorang siswa diduga mengalami kesulitan belajar kalau yang bersangkutan tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu (berdasrkan ukuran kriteria keberhasilan seperti yang dinyatakan dalam TIK atau ukuran tingkat kapasitas atau kemampuan dalam program pelajaran time allowed dan tingkat perkembangannya).
2.2 Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar dapat di sebabakan oleh berbagai faktor. Kiranya hal ini mudah dipahami karena dari pengalaman kita sehari-hari, kita juga melihat bahwa banyak hal seperti lingkungan keluarga, gangguan penyakit, atau lemah mental menimbulkan kesulitan belajar. Gejala kesulitan belajar pun dapat kita amati berbagai bentuk antara lain yang terjelas adalah turunnya atau merosotnya hasil belajar.
Penyebab timbulnya ketidak beresan dalam belajar memang banyak dan beragam. Kalau kita kaitkan dengan faktor-faktor yang berperan dalam belajar, kiranya penyebab itu dengan faktor yang berperan dalam kita kelompokkan menjadi 2 bagian besar yaitu yang ada dalam diri anak yang belajar dan yang ada di luar anak yang belajar. Faktor-faktor  yang ada dalam diri anak yang belajar (faktor internal) adalah faktor kemampuan intelektual, faktor afektif seperti perasaan dan percaya diri, motivasi, kematangan untuk belajar, usia, jenis kelaminan, latar belakang sosial, kebiasaan belajar, kemampuan mengingat, dan kemampuan penginderaan seperti melihat, mendengar, atau merasakan (fatona,986). Sedangkan faktor yang ada diluar anak (eksternal) mencakup faktor-faktor yang berkaitan dengan kondisi belajar mengajar yaitu guru, kualitas proses belajar mengajar, serta lingkungan (teman sekelas, keluarga).
Sesuai dengan faktor-faktor diatas, maka kekurangan beresan dalam belajar yang ditunjukkan oleh hasil belajar yang rendah, dapat di sebabkan oleh berbagai hal seperti :
1.      Rendahnya kemampuan intelektual anak
2.       Gangguan perasaan/emosi
3.      Kurangnya motivasi anak untuk belajar
4.      Kurang matangnya anak untuk belajar
5.      Latar belakang sosial yang tidak menunjang
6.      Kebiasaan belajar yang kurang baik
7.      Tidak adanya dukungan dari lingkungan belajar.
Prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor, internal dan eksternal. Penyebab utama kesulitan belajar (learning disabilities) adalah faktor internal, yaitu kemungkinan adanya disfungsi neurologis, sedangkan faktor eksternal, yaitu antara lain berupa strategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar anak dan pemberian ulangan penguatan (reinforcement) yang tidak tepat.
Secara umum Kesulitan belajar dapat dikemukakan empat kriteria yaitu: kemungkinan adanya disfungsi otak, kesulitan dalam tugas-tugas akademik, prestasi belajar yang rendah jauh dibawah kapasitas inteligensi yang dimiliki, dan tidak memasukkan sebab-sebab lain seperti gangguan emosional, hambatan sensoris, ketidaktepatan pembelajaran atau karena kemiskinan budaya.  Kesulitan belajar juga dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu faktor keturunan, kerusakan pada fungsi otak, biokimia, deprivasi lingkungan atau kesalahan nutrisi.
2.3 Usaha Mengatasi Kesulitan Belajar
Sebagaimana sudah dijelaskan bahwa,diagnosis berarti proses pemeriksaan terhadap suatu gejala yang tidak beres. Dengan demikian, diagnosis kesulitan belajar pada siswanya. Agar diagnosis kesulitan belajar berlangsung secara sistematis dan terarah, langkah-langkah dalam melaksanakan diagnosis harus dipahami langkah-langkah berikut:
1.      Mengidentifikasikan adanya kesulitan belajar.
2.      Menelaah/menetapkan status siswa.
3.      Memperkirakan sebab terjadinya kesulitan belajar
Dari ketiga langkah itu dapat dilihat bahwa hasil dari diagnosis adalah terungkapnya penyebab munculnya kesulitan belajar tersebut. Berdasarkan penyebab itu,seperangkat usaha penyembuhan berupa perbaikan belajar mengajar direncanakan dan dilaksanakan .
1.      Mengidentifikasi Adanya Kesulitan Belajar
Mengidentifikasi atau menandai munculnya kesulitan belajar, memerlukan seperangkat keterampilan khusus, meskipun secara naluriah seorang guru biasanya menyadari munculnya kesulitan belajar pada diri siswa-siswanya. Kemampuan mengidentifikasi yang berdasarkan naluri belaka, tentu kurang efektif jika dibandingkan dengan pengetahuan yang didasarkan pada pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu, makin luas pengetahuan guru tentang gejala-gejala kesulitan belajar dan makin banyak pengalaman dalam mengidentifikasi kesulitan belajar akan makin terampil dalam melakukan langkah pertama dari diagnosis kesulitan belajar. Gejala-gejala munculnya kesulitan belajar dapat diamati dalam berbagai bentuk. Ia dapat muncul dalam bentuk perubahan perilaku yang menyimpang atau dalam menurunnya hasil belajar. Menurunnya hasil belajar dapat dilihat dari hasil latihan atau penyelesaian tugas-tugas sekolah yang lain. Memang menurunnya hasil belajar merupakan indikator yang kuat tentang adanya kesulitan belajar,tetapi seorang guru sebenarnya dapat berbuat jauh lebih banyak untuk menolong siswa-siswanya, dalam hal ini menandai adanya kesulitan belajar pada mereka.
Agar guru lebih terdorong untuk melaksanakan tugasnya, guru juga perlu memiliki pengetahuan yang memadai tentang tahap-tahap perkembangan anak, yang mencakup perkembangan kognitif, perkembanagan bahasa dan intelektual yang lain, perkembangan emosional dan sosial, serta perkembangan motorik.
2.      Menelaah/Menetapkan Status Siswa
Setelah guru mengidentifikasi munculnya kesulitan belajar pada siswanya, guru pada harus Mulai bergerak dalam proses menolong agar dapat berkembang sesuai dengan kemampuannya. Penelaah dan penetapan status yang dilakukan dengan menempuh cara-cara berikut :
·         Menetapakan tujuan yang diharapakan dicapai oleh siswa.
·         Menetapkan tingkat ketercapaian tujuan khusus tersebut oleh siswa yang bersangkutan dengan menggunakan teknik dan alat penilaian yang tepat.
·         Menetapkan pola pencapain siswa, yaitu seberapa jauh ia berbeda dari tujuan yang di tetapkan itu.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menelaah/menetapkan status yang ditandai mengalami kesulitan belajar dapat dipahami.agar penelaah menjadi lebih lengkap, disamping menelaah status dalam bidang–bidang yang dianggap sebagai kelemahannya, perlu juga menelaah keterampilan/kemampuan siswa dalam bidang-bidang lain. Misalnya, pencapian dalam membaca, IPA, IPS, matematika, sopan santun dan sosialisasi.
3.      Memperkirakan Sebab Kesulitan Belajar
Berdasarkan status siswa  yang telah dijelaskan pada tahap 2, sekarang kita memperkirakan sebab munculnya kesulitan belajar. Agar dapat membuat perkiraan yang agak tepa seorang guru hendaknya menyadari bahwa belajar itu adalah suatu perbuatan yang sangat kompleks, yang keberhasialnnya sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Guru hendaknya menguasai faktor-faktor yang memungkinkan timbulnya kesulitan belajar.
Agar perkiraan ini menjadi lebih terarah  dan sistematis, berikut langkah-langkah yang dapat diikuti:
·         Berdasrkan informasi yang tersedia yang dikumpulkan dalam tahap penelaah dan penetapan status,guru menyusun berbagai sebab yang mungkin dari kesulitan belajar anak.
·         Setelah sejumlah sebab di identifikasi oleh guru,guru menelaah setiap sebab dan memilih sebab-sebab yang paling mendekati kenyataan.
·         Setelah menelaah dan memilih seba-sebab tersebut,maka guru menarik kesimpulan dari hasil penelaah tersebut.
Dengan langkah-langkah tersebut diatas,perkiraan penyebab munculnya kesulitan belajar akan menjadi terarah dan menjadi kenyataan. Keuntungan yang dapat dipetik dari cara ini adalah guru terhindar dari pengabaian atau ketidakpedulian terhadap penyebab yang dianggap sepele atau tidak berarti, padahal mungkin penyebab itu merupakan penyebab utama. Dengan mendaftarkan semua penyebab mungkin yang didasarkan informasi yang terkumpul, penyebab yang keliatannya tidak berarti akan terjaring pula.
               
2.4 Pendekatan dan Metode dalam Pengajaran Remedial
Pengajaran remedial dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang kurang berhasil. Kurang berhasil pembelajaran ini biasanya ditunjukkan oleh ketidakberhasilan siswa dalam menguasai materi yang dibahas dalam kegiatan pembelajaran.dari pengertian di atas diketahui bahwa suatu kegiatan pembelajaran dianggap sebagai pengajaran remedial apabila kegiatan pembelajaran tersebut ditunjukkan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Guru melakasanakan perubahan dalam kegiatan pembelajarannya sesuai dengan kesulitan yang di hadapi para siswa. Apabila guru langsung memberikan ijian ulang tanpa melakukan pembelajaran tambahan yang membantu siswa mengatasi kesulitan yang dihadapinya,maka pelaksanaan tersebut tidaklah termasuk pengajaran remedial. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa pengajaran remedial adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran.
Warkitri dkk.(1991) mengemukakan tiga pendekatan dalam pengajaran remedial. Ketiga pendekatan tersebut adalah pendekatan yang bersifat kuratif,preventif dan pengembangan. Berikut akan dibahas ketiga pendekatan tersebut.
a.       Pendekatan yang Bersifat Kuratif
Pengajaran remedial dipandang bersifat kuratif apabila pengajaran remedial ditujukan untuk membantu mengatasi kesulitan siswa setelah siswa mengikuti pembelajaran biasa. Pengajaran remedial yang bersifat kuratif dilaksanakan karena berdasarkan hasil evaluasi pada kegiatan pembelajaran biasa diketahui bahwa siswa belum mencapai kriteria keberhasilan minimal yang telah ditetapkan.
Pendekatan ini dilakukan setelah program pembelajaran yang pokok selesai dilaksanakan dan di evaluasi. Pelaksanaan pendekatan kuratif dapat dilakukan dengan cara:
·         Pengulangan (repetation)
Pengulangan ini dapat dilakukan pada  setiap akhir jam pertemuan,setiap akhir unit pelajaran tertentu atau pun pada akhir setiap satuan program studi. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara individual jika yang siswa mengalami kesulitan jumlahnya terbatas atau secara kelompok jika yang siswa yag mempunyai jenis/sifat kesalahan atau kesulitan bersama .
·         Pengayaan dan pengukuhan (enrichment and reinforcement)
Layanan pengayaan dapat ditujukan kepada peserta didik yang mempunyai kelemahan ringan dan secara akademik mungkin peserta didik tersebut cerdas.dapat dilakukan dengan memberikan pekerjaan rumah atau pekerjaan dikelas pada saat pelajaran berlangsung.
·         Percepatan (acceleration,akselerasi)
Layanan perceparatan ini diberikan kepada peserta yang berbakat namun menunjukkan kesulitan psikososial atau egoemosional,dengan cara yaitu jika siswa tersebut berbakat dalam keseluruhan bidang studi unggul dibandingkan kelompoknya dapat dinaikkan ketingkat yang lebih tinggi,dan jika siswa tersebut berbakat dalam bidang studi tersebut dapat diteruskan.

b.      Pendekatan yang Bersifat  Preventif
Pengajaran remedial dipandang bersifat preventif apabila pengajaran remedial dilaksanakan untuk membantu siswa yang diduga mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran. Pengajaran remedial yang bersifat preventif dilaksanakan sebelum kegiatan pembelajaran biasa dilaksanakan. Sararan pokok dari pendekatan preventif ini berusaha sedapat mungkin agar hambatan-hambatan yang di antisipasikan itu dapat direduksi seminimal sehingga sisa yang bersangkutan diharapkan dapat mencapai prestasi dan kemampuan penyesuain sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan.
Guru yang sudah berpengalaman dari keakrabannya dengan siswa dapat mengklasifikasi kemampuan siswa didik menjadi tiga golongan,yaitu peserta didik yang mampu menyelesaikan program sesuai waktu yang ditentukan,peserta didik yang diperkirakan akan mampu menyelesaikan program lebih cepat dari waktu yang ditentukan,dan peserta didik yang tidak dapat menyelesaikan program ssuai waktu yang ditentukan.

c.        Pendekatan yang Bersifat Pengembangan
Pengajaran remedial dipandang bersifat pengembangan apabila pengajaran medial dilaksanakan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran biasa. Melalui pengajaran remedial yang bersifat pengembangan,guru mengharapkan agar siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran secara bertahap dan segera dapat mengatasi kesulitan yang dihadapinya.

d.      Metode dalam Pengajaran Remedial
Pengajaran remedial dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang kurang berhasil. Kurang berhasil pembelajaran ini biasanya ditunjukkan oleh ketidakberhasilan siswa dalam menguasai materi yang dibahas dalam kegiatan pembelajaran.dari pengertian di atas diketahui bahwa suatu kegiatan pembelajaran dianggap sebagai pengajaran remedial apabila kegiatan pembelajaran tersebut ditunjukkan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran.Guru melakasanakan perubahan dalam kegiatan pembelajarannya sesuai dengan kesulitan yang di hadapi para siswa.Apabila guru langsung memberikan ijian ulang tanpa melakukan pembelajaran tambahan yang membantu siswa mengatasi kesulitan yang dihadapinya,maka pelaksanaan tersebut tidaklah termasuk pengajaran remedial.Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengajaran remedial adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran.
metode pengajaran remedial merupakan metode yang dilaksanakan  dalam kesuluruhan kegiaatn bimbingan kesulitan belajar mulai dari langkah identifikasi kasus sampai dengan langkah tindak lanjut.
Metode yang digunakan dalam pengajaran remedial :
1.      Metode pemberian tugas
Metode ini dilaksanakan dengan cara memberi tugas atau kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Jenis dan sifat tugas harus sesuai dengan jenis, sifat, dan latar belakang kesulitan belajar yang yang dihadapi peserta didik.
2.      Metode diskusi
Diskusi adalah suatu bentuk interaksi antarindividu dalam kelompok untuk membahas suatu masalah. Diskusi digunakan dalam pengajaran remedial untuk memperbaiki kesulitan belajar dengan memanfaatkan interaksi individu dalam kelompok.
3.      Metode tanya-jawab
Tanya jawab dalam pengajaran remedial dilakukan dalam bentuk dialog antara guru dengan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Tanya jawab dilakukan secara individu maupun secara kelompok dengan peserta didik.
4.      Metode kerja kelompok
Kerja kelompok dalam pengajaran remedial diusahakan agar terjadi interaksi diantara anggota dalam kelompok. Kelompok sebaiknya heterogen artinya dalam satu kelompok terdiri dari pria dan wanita, peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dan peserta didik yang tidak mengalami kesulitan belajar. Metode ini dapat meningkatkan pemahaman diri masing-masing anggota, minat belajar dan rasa tanggung jawab peserta didik.
5.      Metode tutor sebaya
Tutor sebaya ialah peserta didik yang ditunjuk untuk membantu teman-temannya atau peserta didik lainnya yang mengalami kesulitan belajar. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan tutor sebaya adalah :
·         Mendapat persetujuan dari peserta didik yang mengikuti program perbaikan
·         Mempunyai prestasi akademik yang baik, kreatif, dan dapat menerangkan bahan yang dibutuhkan oleh peserta didik yang mengikuti program perbaikan
·         Tidak sombong, sabar, telaten, hubungan sosialnya bagus, tidak pelit, dan suka menolong sesama teman
6.      Metode pengajaran individual
Pengajaran individual dalam pengajaran remedial yaitu proses pembelajaran yang hanya melibatkan seorang guru dan seorang peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Metode ini sangat intensif karena pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan kesulitan dan kemampuan peserta didik. Pengajaran individual bersifat penyembuhan artinya memperbaiki cara belajar, dengan mengulang bahan pelajaran yang telah diberikan atau latihan mengerjakan soal atau mungkin memberikan materi baru. Dengan metode ini langsung atau tidak langsung berusaha menyembuhkan beberapa gangguan atau hambatan peserta didik.

e.       Prosedur Pelaksanaan Remedial Teaching
Pelaksaan salah satu bentuk bimbingan yang dapat dilaksanakan melalui prosedur sebagai berikut:
1.       Penelaah kasus kembali dan permasalahannya.
Meneliti kasus dengan permasalahannya sebagai tiitik tolak kegiatan-kegiatan berikutnya. Tujuan penelitian kembali kasus adalah agar memperoleh gambaran yang jelas mengenai permasalahan tersebut,serta cara dan kemungkinan pemecahannya.berdasarkan kasus akan dapat di tentukan siswa-siswa yang perlu mendapatkan remedial teaching.Dengan adanya remedial teaching,pendidik  dapat mengetahui:
·         Kekurangan serta kelemahan yang dialami siswa pada masing-masing bidang studi.
·         Gambaran yang lebih spesifik mengenai karakteristik dan permasalahan kasus.
·         Gambaran yang lebih spesifik mengenai fasibilitas alternative tindakan remedial yang akan direkomendasikan
2.      Menetukan alternative tindakan
Hal pertama yang harus dilakukan untuk mengetahui alternative tindakan yang akan dilakaukan adalah menentukan karakteristik kasus yang akan ditangani tersebut. Karakteristik dapat dibagi menjadi:
·         Kasus ringan yaitu kasus yang terjadi jika siswa belum menenmukan cara belajar yang baik.
·         Kasus cukup yaitu kasus yang terjadi jika siswa telah mampu menemukan pola belajar namun belum daapt berhasil karena memiliki haambatan psikologis .
·         Kasus berat yaitu kasus yang terjadi jika siwa belum memiliki cara yang baik,namun juga memiliki hambatan emosional.
Jika karakteristik telah ditentukan,maka tindakan yang pemecahannya harus sesuai dengan kebutuhan siswa. Dalam mengambil keputusan dan  tindakan harus memperhatikan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
·         Faktor efektivitas yaitu ketetapan tercapainya tujuan remedial teaching.
·         Faktor efesiensi yaitu menimalisir tenaga,biaya, dan waktu yang di gunakan dalam remedial reaching,namun dapat mengoptimalkan hasil belajar.
·         Faktor kesusilaan dengan jenis masalah,sifat individu,fasilitas,dan kesempatan yang tersedia.
3.      Layanan bimbingan dan penyeluhan/psikoterapi
Pemberian layanan khusus yaitu bimbingan dan konseling bertujuan agar siswa memilki hambatan psikologi  dan emosional dapat menghadapi kegiatan belajar secara wajar bimbingan ini dapat dilakukan oleh guru BK,psikolog,atau psikiater.langkah ini mungkin dapat dilakukan oleh guru jika kondisi kasus tersebut memungkinkan ,tetapi jika kondisinya diluar kemampuan guru, maka dapt diserahkan kepada pihak yang lebih kompeten.kasus yang mungkin dpat dilakuakn oleh guru tanpa melibatkan  layanan konseling,antara lain:
·         Kurang motivasi siswa dan minat belajar
·         Sikap negative siswa terhadap guru
·         Kebiasaan belajar yang salah
·         Ketidak cocokan antara keadaan pribadi dengan lingkungannya.
4.      Pelakasanaan remedial teaching
langkah ini merupakan kegiatan inti dari remedial teaching setelah pra-kondisi diselesaiakan.seperti yang telah diuraikan bahwa sasaran remedial teacing adalah tercapainya peningkatan prestasi atau kemampuan penyesuain diri sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan.ada beberapa bentuk yang dapat diberikan dalm remedial teaching adalah sebagai berikut:
·         Memberikan tugas-tugas tambahan dalam pelajaran tertentu.
·         Mengubah metode mengajar dengan metode lain yang dipandang lebih sesuai dengan kemampuan siswa.
5.      Mengadakan pengukuran prestasi belajar pada remedial teaching
Dengan selesaikannya pelaksanaan remedial teaching,maka selanjutnya dilakukan pengukuran terhadap perubahan pada diri siswa yang bersangkutan. Remedial teaching dikatakan berhasil jika siswa telah mencapai apa yang telah direncanakan dalam kegiatan remedial teaching.untuk mengetahui hal itu,dapat dilakukan dengan pengukuran terhadap prestasinya kembali dengan tes seperti pada proses belajar mengajar biasanya.








BAB III
KESIMPULAN dan REKOMENDASI
3.1  Kesimpulan
Kesulitan dalam pembelajaran proses belajar mengajar merupakan suatu hal yang sering ditemui oleh para pendidik,terutama guru.sebagai upaya untuk memberikan terapi terhadap permasalahan kesulitan belajar maka dapat ditempuh melalui media klinik pembelajaran.
kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana anak didik tidak dapayt belajarsecara wajar ,disebabkan adanya ancaman,hambatan ataupun gangguan dalam belajar.Jadi penyebab  kesulitan belajar pserta didik dengan sudut pandang mereka masing-masing.ada yang meninjaunya dari sudut intern anak dan eksren anak didik.
Dari semua gejala yang tampak itu guru bisa menginter-pretasi atau memprediksi bahwa anak kemungkinan mengalami kesulitan belajar.Dalam rangka usaha mengatasi kesulitan belajar tidak bisa diabaiakan dengan kegiatan mencari faktor-faktor yang diduga sebagai penyebab.Karena itu,mecari sumber-sumber penyebab utama dan sumber-sumber penyebab lainnnya mutlak dilakukan secara akurat,afektif dan efesien.

3.2  Rekomendasi
Belajar ada sesuatu yang sangat pening bagi semua orang. Karena dengan belajar kita dapat mengetahui segala sesuau yang belum pernah kita ketahui sebelumnya. Oleh karena itu kita perlu banyak membca buku karena buku adalah jendela dunia . Sama halnya dengan tujuan penulis membuat makalah ini agar dapat membantu pembaca memahami  permasalahan tentang kesulitan belajar, tetapi penulis sadar bahwa masih banyak dan kekurangan dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga kami mengharapkan kepada pembaca agar nantinya dapat membantu atau menambahkan wawasan bagi kita semua tentang Masalah kesulitan dalam Belajar.

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2009. PENDIDIKAN BAGI ANAK KESULITAN BELAJAR. Jakarta:
            Rineka Cipta.
Amin, Safwan. 2005. Penghantar Psikologi Pendidikan. Banda Aceh: Yayasan
PeNA,Divisi Penerbitan.
Burton, W.H. 1975. The Guidance Of Learning Activities. N.Y Appleton Century
Croffts I.N.C.
Makmun, Abin S. 2012. PSIKOLOGI PENDIDIKAN Perangkat Sistem Pengajaran Modul.
            Bandung : Remaja Rosdakarya.
Makmun, Abin S. 1975. Prinip-Prinip Diagnostik Kesulitan Belajar. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Partowisastro, Koestoer. 1990. Diagnostik Kesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Slameto. 2003. BELAJAR dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka
Cipta.





 

Translate

Wikipedia

Search results